Kamis, 05 Agustus 2010

Pengapian Big-Bang MotoGP


Pengapian Big-bang arti harafiahnya, duarrrr..! Ledakan besar, jack. Itu sih, mekanik balap bebek juga bisa dengan menaikkan kompresi. Weiit... jangan sembarangan. Big-bang di balap motor prototipe dikembangkan sebagai ajian multiguna. Tidak sekadar mengail tenaga super. Apalagi di era four stroke alias 4-tak, kian menjadi.
Rumus Big-bang sebelumnya pada 2-tak (GP500). Pengapiannya meledak berdekatan pada 180˚. Tanpa  pusing dikawinkan dengan rotasi roda, akselerasinya mengalir. Kan motor bakar 2-tak, setiap langkah melakukan dua proses sekaligus.
Mesin 4-tak mengubah paten pengapian ini. Basisnya dimainkan secara beruntun  pada  720˚ sesuai proses pembakaran 4-tak. Dalam proses itu, pasti terhadi jeda pada rotasi kruk-as.
Jeda ini justru dimanfaatkan untuk menggasing roda motor MotoGP. Jeda antara proses isap, kompresi, usaha, dan buang. “Big-bang telah berkembang pada kenyamanan,” yakin Jeremmy Burgess, ketika pertama kali datang ke Yamaha dari Honda bersama Rossi.
Burgess begitu ke Yamaha langsung utak-atik firing order (waktu pembakaran) Yamaha M1. Dia mentrasfer Big-bang Honda pada garputala. Baginya, ledakan besar akan percuma, jika akhirnya hanya merugikan. Misalnya, letupan yang berlebihan pada ruang bakar, tidak sinkron dengan gasingan roda cakar aspal. Pembalap malah repot koreksi pacuan.
Ada teori yang hanya diraba-raba para analisa. Maklum, speksifikasi teknis MotoGP sangat ragasia. Terutama Big-bang yang dikembangkan Ducati. Ketika Casey Stoner juara dunia 2007, teknologi Big-bangnya kena sasaran. Setiap rotasi GP10 pada empat silinder punya efek memuntahkan tenaga.
Sayang, cuma karakter Casey Stoner yang sanggup menjinakannya. Pembalap lain benar-benar merasa mati ayam. Ayam mati. Mati kutu deh. Kendati, peranti elektronik telah meredam kitiran yang meledak-ledak tersebut. Tetap wae, pengendara lain seperti belajar kendalikan Desmosedici.
Diyakini, teknisi Ducati kelabakan memanfaatkan jeda antara pembakaran dengan rasio percepatan. Makanya, pada GP10 di awal seri tahun ini, Ducati berkoar kembali pada pembakaran klasik.Yaitu, Screamer.
Ducati sejenak melupakan Big-bang. Ducati percaya, Big-bang versi mereka hanya Stoner yang sanggup. Itu pun, tidak seganas 2007. Stoner dapat lawan dari dua jagoan Yamaha. “Teknologi Screamer pada GP10 tidak kalah  dengan Big-bang,” alasan Direktur Tekknik Ducati, Filippo Preziosi.
Hasilnya, Nicky Hayden lebih mendingan. Dia bisa membawa dengan halus GP10. Itu dibanding tahun lalu yang sentoloyo abis. Screamer memang tidak sekejam Big-bang. Pada era teknologi tinggi, Screamer juga bisa dikembangkan. Screamer adalah ledakan bergantian saat piston lain di TMA, piston lain di TMB.
Beda dengan filsafat Big-bang. Dia punya waktu relaksasi menerapkan power. Putaran 90˚ pertama poros engkol pada pengapian tidak melaksanakan fungsi mesin empat stroke. Terutama saat isap dan kompresi. Ada lowongan 630˚ memungkinkan roda juga lembek putarannya.
Nah, itu dimanfaatkan semakin gile di Yamaha dan Honda. Mereka memanfaatkan jeda ledak pada timing nyaris bersamaan. Itu hanya kira-kira, lho. Saat terjadi kompresi, justru tenaga hanya seputar mesin. Gigi pinion setiap reduksi, baru bekerja keras pada putaran poros engkol 630˚ saat jeda pembakaran. Maksudnya tenaga tidak tersalur bersamaan, saat terjadi letupan.
Sehingga, gejala spin dan slide dieleminir pada Yamaha M1. Ledakan dan putaran roda kontinyu. Sambung menyambung. Jangan jauh-jauh mengkhayal pada MotoGP. Di Indonesia, lewat pengapian BRT dan Rextor, setiap gigi bisa dimaksimalkan pembakaran dan kinerja percepatannya. Apalagi MotoGP.

Rabu, 04 Agustus 2010

Bima Octavianus Membabap Sampai Tua

Pembalap tiga generasi yang tetap di MotoPrix (MP). Bima Octavianus rider yang punya jam terbang tinggi. Malah sangat tinggi. Pembalap seangkatan dia telah pensiun. Tinggal Bima yang masih terus betot gas. Itu pun di MP, event kelas dua setelah IndoPrix (IP), di Indonesia.

Lihat foto, tanda Bima pernah menunggangi semua bebek. Ini Yamaha F1-ZR masuk kelas bebek tune-up 110 cc 2-tak atau terkenal dengan underbone. "Balap telah jadi profesi. Jika naik ke IP, profesi sebagai pencarian akan meredup. Di IP semua anak muda yang punya talenta," papar Bima yang asal Jogja itu.

Di awal karirnya, Bima juga dikenal berbakat. Di Kejurnas Bentoel International 1995 dia pernah ke-2 di klasemen. Dia hanya di bawah Dicky Setiawan yang saat itu juara nasional. Bima juga dikenal cepat beradaptasi. Ketika ada one make race (OMR) Suzuki RG-250 di Sentul dia merepotkan semua pembalap. Hanya lantaran jam terbang dia tergeser juga ke posisi dua pada 1998.

Bima telah 39 tahun. Dia satu-satunya yang seangkatan Dicky Setiawan masih berlaga di MP 2010 region satu atau Jawa. Saat ini dia memperkuat Honda DAM NHK Motora. "Dia dipilih lantaran jam terbangnya," kata Rawal Lasut, bos Honda Dam NHK.
atau per 
, atau leatau dikenal Bima Gede.
Kim Askenasi terlalu kuat bagi crosser Indonesia di Axioo International Motocross di Sirkut Dadaha, Tasik, Jawa Barat (1/8). Crosser Oztrali itu memilki teknik lengkap menggaruk semua jenis tanah.
Termasuk tanah Dadaha yang nyaris jadi bubur akibat hujan di Sabtu malam.
Kim tetap tangkas degan teknik dasarnya. Putaran gas dan hatinya seperti menyatu degan tanah yang lengket, kendati umurnya hampir 40 tahun. Kim hanya bisa dibayangi Aldi Lazaroni di dua moto. "Kim sangat tahu bermain di Dadaha yang becek. Tanag juga ambles di beberapa tikungan," sportif Aldi yang memperkuat Gandasari INK IRC Ardian.

Hasil Lombo
 SPECIAL ENGINE 50
1.  23 RAFI ADE                        JATIM          NUGROHO MX                                    KTM       25 25 50
2.  24 ADITYA PRAKOSO          JATENG       PUTRA ARJUNA BRASS O.R.F            KTM       20 20 40
3.  33 MICHAEL C.P                  Jateng           ORLANDO RIDING FORUM                  KTM       22 18 40
4. 62 M. RIZKY                         JATIM          EKO MOTOR NUGROHO MX               KTM       14 22 36
5. 127 M. RIFAD                       JABAR          BIJAKSANA MX                                  KTM       18 16 34
6.116 RAIDER SATRIA MIOLO  DKI              M10 MX                                               KTM       16 15 31
7. 6 UMAR FARUZI                  KALSEL        CITRA PERMATA MX KALSEL            KTM       15 14 29
8. 53 BONE FIZER MIOLO         DKI              M10 MX                                               KTM        13 13 26
9. 17 AHMAD AKHOR              JABAR          KARTIKA DJAGUNG M AEP DADANG  KTM        2 0

SPECIAL ENGINE 65
1. 34 RAHMAT            JATIM     JASALINDO SPORT               KTM    22 22 44
2. 8 FIRHAN ANDIKA      JATIM     INDOKEDIRI NUGROHO MX         KTM    16 25 41
3. 12 LANTIAN JUAN      JATIM     JASALINDO SPORT               KTM    25 16 41
4. 16 HILMAN MAK'SUM    JATENG    RYA MX                        KTM    14 20 34
5. 36 SAMSUL ARIFIN     DIY       ARDIANS INK MX SMR RACING     KTM    20 14 34
6. 196 EDO LEONARDO NHK DIY       ARDIANS YOGYA MX              KTM    15 18 33
7. 30 AZIM ZULFIKAR     JATENG    SURYA INK MX ARDIANS          KTM    18 15 33
8. 4 AKSA L.C           JATENG    CWS ORLANDO RIDING FORUM      KTM    12 13 25
9. 25 DELVINTOR ALFARIZI JABAR    BIJAKSANA MX                  KTM    13 11 24
10. 27 WILLY AHADASI    JABAR     KARTIKA DJAGUNG MARKNAUF      KTM    11 12

 SE 85
1.  27 H. RAHMAN                  KALSEL        H. RAHMAN BJM                              HONDA     22 25 47 

2. 17 H. ARGA                       KALSEL          HRS INK IRC ARG                            KTM          25 18 43 

3. 22 M. ARJUN WICAKSONO JATENG        KIKI KONVEKSI ORLANDO R.F       KTM          20 20 40
4. 127 FARUDILA ADAM       JATIM              WTJ GRUP NUGROHO MX              HONDA     16 22 38
5. 124 REYNALDI Y. GORO  JABAR            AHRS DUMASARI INK IRC PFD O.R.F HONDA 18 16 34
6.  23 BIMA EDWARDO         KALTIM           OTOMOTIF NUGROHO MX               HONDA    14 15 29
7. 117 MAULANA NOORHAIRI KALSEL       PBM URT RACING                            KTM         12 14 26
8. 45 ADITYA PRADANA        JATIM             AVAN MAKRUS GHMS                    KTM          15 11 26
9.  11 YOGA PERMANA TDR DKI                 BIJAKSANA MX TDR                       KTM           11 12 23
10. 34 ANGGI PERMANA      JABAR            M. ROBERT RACING                       YAMAHA  13 10 23

SE125
1. KIM ASHKENAZI             AUSTRALIA      KTM EVALUBE AXIOO INK               KTM             25 25 50
2. ALDI LAZARONI              DIY                  GANDASARI EVALUBE IRC INK        YAMAHA     22 22 44
3. AEP DADANG S.            JABAR              GAPURANING MARKNAUF               HUSQ          16 20 36 

4. ANDRE SONDAKH          SULUT              AHRS JUNIOR                                   KAWAK        20 16 36
5. ADI APRIAN N                SUMUT              DUMASARI BONAHARTO                 KAWAK         18 15 33
6. ALEX WIGUNA               NTB                   GANDASARI MX TEAM                    Yamaha         11 18 29
7. DENI ORLANDO             JATENG            AHRS INK 89 DENSO G.R O.R.F       KTM               15 14 29
8. AGI AGASI                    JABAR               EMANA MX PAPUA BARAT               HONDA           14 13 27
9. ZULFIKAR                     NAD                    PANCAR SUMBAR                           YAMAHA            13 11 24
10.TRIONO JMEKS           SUMBAR             PANCAR SUMBAR                          YAMAHA


Selasa, 03 Agustus 2010

Rossi Ampuh...!


Energi Valentino Rossi tetap aja ampuh. Dia bisa pengaruhi tuh jagad MotoGP. Saat dia cidera dan absen, rating tv anjlok 30 persen. Penonton di tribun dalam tiga seri dia absen, juga ogah datang ke tribun.

Pemerhati MotoGP tetap merindukannya. Walau Rossi tidak bertanding, aneka ciri Rossi tetap sampai ke  sirkuit. Fansnya setia dengan baju dan topi kebanggaan 46. "Dia (Rossi) terbesar di eranya. Dia penghibur balap motor legenda yang pernah ada," puji Mick Doohan dalam wawancara radio yang juga mantan guru Rossi.
Ketika Rossi dikabarkan akan loncat pagar. Maksudnya ke Ducati, media kasuk-kusuk. Masing-masing menganalisa a sampai z. Kendati, The Doctor, belum mengeluarkan sepatah kata pun.

Tapi, diyakini itu strategi menajemen kubu Rossi. Strateginya macam-macam. Bisa saja menggertak Yamaha yang keenakan. Yes, keenakan mulai lupa. Seolah Jorge Lorenzo sebagai kartu as pengganti Rossi di kubu Fiat Yamaha.
Rossi muncul dengan kartu pegangan yang baru, sembari mengukur Yamaha. Semakin di Depan di baju Rossi (Yamaha Indonesia) bisa-bisa dibawa ke Ducati. Wkwkwkwk...

Faktanya Yamaha kelabakan. Segera Lin Jarvis, bos Yamaha buka suara. Katanya, Yamaha telah mengajukan proposal pada kubu Rossi. "Saya jamin, proposal itu sangat manis buat Rossi," yakin Jarvis.
Kena lu.